Kitab Kuning dan Karakter Keilmuan Kaum Santri

Setiap malam usai tarawih, para santri Pesantren Terpadu Darul Iman mengaji kitab Kasyifatus Saja karya Syekh Nawawi al Bantani. Kitab fikih ini merupakan syarah (penjelasan) terhadap kitab Safinatun Naja, karya Syekh Salim ibn Sumair al Hadhrami (wafat abad ke-13 H). 

Kasyifatus Saja adalah satu di antara karya Syekh Nawawi yang dipelajari para santri di Darul Iman saat ini. Selain Kasyifatus Saja, ada Tausyekh, Nurud Dhulam, dan Maraqi al Ubudiyah. 

Tausyekh juga kitab fikih, sebagai syarah terhadap kitab Fathul Qorib karya ibn Qosim al Ghazi. Pada hari-hari selain Ramadhan, kitab ini dikaji tiap malam Minggu oleh para santri tingkat Aliyah, pada program eskul mingguan kitab kuning. 

Kitab Nurud Dhulam merupakan syarah Syekh Nawawi terhadap kitab Aqidatul Awam, kitab tauhid yang sangat terkenal di lingkungan pesantren di Indonesia. Kitab Nurud Dhulam ini diajarkan di kelas XI dan XII sebagai referensi utama pelajaran Tauhid 

Para santri nampak antusias saat mengkaji isi Nurud Dhulam karena kitab ini sarat dengan informasi-informasi yang detail terkait rukun iman. Juga menyimpan sejumlah kisah hikmah nan inspiratif yang menyentuh kalbu. Cocok lah untuk referensi Mapel Tauhid mah. 

Sedangkan kitab Maraqi al Ubudiyah, ditulis Nawawi sebagai syarah terhadap Bidayatul Hidayah, karya al Ghozali. Kitab ini mengajarkan akhlak-tasawuf, yaitu tentang adab-adab harian seorang Muslim, tentang penyakit-penyakit hati, dan sebagainya. Kitab ini juga dibaca para santri pada program eskul kitab kuning tingkat Aliyah, yaitu setiap malam Rabu. 

Pengajaran kitab kuning adalah salah satu program unggulan yang kami canangkan di Darul Iman. Terutama sejak kira-kira 5 tahun belakangan ini, jumlah kitab kuning yang dibaca, ditingkatkan. Selain yang disebutkan di atas, juga ada Ta'lim al Muta'allim (akhlak), Jurumiyah (Nahwu), Bulughul Maram (hadits), dan Tijan Darari (Tauhid). 

Oya ada satu lagi : Uqudulujain fi Bayani Huquq az Zaujain. Kitab karya Syekh Nawawi yang membahas tentang fikih rumah tangga. Kitab ini dikaji pada malam-malam Ramadhan tahun lalu. 

Selain sebagai pengayaan terhadap wawasan keagamaan dan kemampuan bahasa Arab, pembelajaran kitab kuning diyakini dapat mewariskan karakter keilmuan dan akhlak para ulama besar terdahulu, di kalangan kaum santri. Terutama dalam membangun cara pandang keagamaan yang moderat dan terbuka, sebagaimana karakter ajaran yang diusung kitab kuning. 

Di zaman now yang banyak fitnah ini, teladan akhlak para ulama terdahulu sebagaimana mereka tuangkan dalam kitab-kitab kuning, sangat kita perlukan. 

 Selamat menjalankan ibadah Ramadhan 1444 H.

Comments